Selasa, 14 April 2009

Mangulosi Dan Jenis Jenis Ulos

Mangulosi adalah salah satu hal yang teramat penting dalam adat Batak.Kenapa begitu dan darimana semua ini bermula? Beginilah filsafatnya…Dulu…para nenek moyang kita selalu berusaha untuk menghangatkan tubuhnya dengan berbagai cara untuk kesehatan dan kenyamanan. Masalahnya , para leluhur kita hidupnya bukanlah di kota-kotabesar, tetapi di pegunungan yang jauh di atas permukaan laut (sea level). Jadi jangan tersinggung kalau salah satu sebutan untuk bangso kita adalah ‘ Orang Gunung ‘.Di daerah tadi, tentu saja suhunya sangat dingin dan leluhur kita selalu mencari akal untuk menciptakan rasa hangat yang ideal. Satu contohnya bisa kita lihat dari umpasa ini ‘Sinuan bulu mambahen las, Sinuan partuturan sibahen horas’

Itulah sebabnya di kampung kita banyak sekali terdapat tanaman bambu = bulu. Selain dimaksudkan untuk menangkal musuh dan ancaman hewan buas, bambu tadi ternyata sengaja dibuat untuk menciptakan rasa hangat melingkupi rumah sekelilingnya. Logis kan…? Simpelnya begini, kawanan bambu yang saling mengait akan menghambat hembusan angin.Leluhur kita menyebutkan bahwa ada 3 unsur kehidupan ; darah, nafas, dan rasa hangat. Hangat dalam bahasa kita adalah ‘ las ‘. Kita tentu paham ucapansemacam ‘ las roha ‘..adalah ungkapan yang menggambarkan rasasukacita yang dalam. Dari sini, kita makin paham, kehangatan adalah hal yang teramat di inginkan bangso kita. Dulu, leluhur mengandalkan sinar matahari dan perapian sebagai pencipta rasa hangat.Tapi setelah dipikir-pikir…matahari itu datang dan pergi tanpa bisa dikontrol, lagipula datangnya siang hari. Sementara malam hari dinginnya minta ampun. Api tidak praktis digunakan waktu tidur karena resikonya besar.Akhirnya ditemukanlah Ulos. Jangan heran kalau ulos yang kita kenal sekarang dulunya dipakai tidur lho. Tapi jangan salah juga, dulu..kualitasnya jauh lebih tinggi, tebal, lembut, dan motifnya sangat artistik. Sejak saat itu, ulos makin digemari karena praktis. Kemana saja mereka melangkah,selalu ada ulos yang siap membalut tubuhnya dalam kehangatan.Ulospun jadi kebutuhan yang vital, karena sekaligus juga dijadikan bahan pakaian yang indah = uli. Kalau ada pertemuan kepala-kepala kampung, seluruhpeserta melilitkan ulos di tubuhnya. Sedemikian pentingnya ulos ini untuk kehidupan sehari-hari, sehingga paraleluhur kita selalu memilih ulos sebagai hadiah atau pemberian untukorang-orang yang mereka sayangi.Nyatalah sekarang umpasa yang mengatakan :’Si dua uli songon na mangan poga malum sahit bosur butuha ‘Akhirnya, ulos pun masuk dalam adat yang sakral dan dibuat aturannya. Kita harus paham aturan-aturan yang dimaksud :- Ulos hanya diberikan kepada pihak kerabat yang tingkat partuturannya lebihrendah. Misal ; dari hulahula untuk parboruan; dari orangtua untukanak-anaknya; dari haha untuk angginya. Jadi kita tak akan pernah menemukanorang Batak yang mangulosi orang tuanya sendiri atau ada seorang adik yangtanpa perasaan bersalah mangulosi abangnya. Tak ada itu.- Karena ulos telah dibuat menjadi beberapa macam, sudah barang tentu tidaklah sembarangan memberi ulos (mangulosi) kepada orang-orang.

Contoh : Ragidup sebagai ulos panggomgom untuk ina ni hela, Sibolang atau Ragihotang sebagai ulos pansamot untuk ama ni hela. Cara pemakaian ulos ada 3 :1. Siabithononton (dipakai) : Ragidup, Sibolang, Runjat, Djobit,Simarindjamisi, Ragi Pangko.2. Sihadanghononton (dililit di kepala atau bisa juga ditengteng) : Sirara,Sumbat, Bolean, Mangiring, Surisuri, Sadum.3. Sitalitalihononton (dililit di pinggang) : Tumtuman, Mangiring,Padangrusa.
Jaman sekarang, terutama Batak yang sudah tinggal di kota, ulos mutlak digunakan sebagai pendukung ritual adat saja, karena ulos = blanket yang macam-macam sudah bisa kita dapatkan dengan mudah dan sekarang kebanyakan dari kita pasti berpikiran kalau memakai ulos akan kelihatan seperti orang bodoh. Apa boleh buat, itu tergantung dari selera, pergaulan, dan sejauh mana kita mencintai ulos. Tapi terus terang saya tidak bisa memastikan itu salah, benar, atau tidak salah dan tidak benar. Sekedar informasi saja, di Surabaya sini banyak sekali orang Madura yang bangga menggunakan pakaian khas daerahnya di depan public, dan jangan bilang kalau mereka itu kampungan !Kita harus berterima kasih kepada Martha Ulos atau Eva Gracia Ulos yang mau melestarikan seni maha kaya ini.
Berikut adalah jenis-jenis ulos yang biasa digunakan dalam acara adat sekarang ini. Jadi kalau ada jenis ulos yang anda ketahui, tapi tidaktercantum disini, anda boleh menambahi berdasarkan fakta dan persetujuan kita semua. Kita memang kehilangan lecture asli mengenai ragam ulos. Tanpa ada kesan menghakimi, saya menduga, orang Belanda telah mencurinya Probably).
Ada 12 jenis berdasarkan motif dan fungsinya dalam ritual adat :

* 1. MANGIRING
Sering diberikan sebagai ulos parompa [gendongan anak], juga dihadiahkan kepada dua kekasih ataupun pasangan muda, dengan harapan anak yang akan memakai parompa ini akan terus dalam iringan orang tuanya. Kepada pasangan pengantin, ulos ini diberikan sembari mengucapkan sebait umpasa, “Giringgiring gostagosta, sai tibu ma hamu mangiringiring huhut mangompaompa” Cara memakainya, sitalihononton atau sinampesampehon = dijadikan selendang.

* 2. MANGIRING PINARSUNGSANG
Ulos ini diberikan kalau ada acara adat yang masisuharan/marsungsang =kacau. Misalkan, ada pihak yang semula adalah hulahula kita, tapi kemudian menjadi pihak boru karena alasan pernikahan. Ulos inilah yang patut diberikan kepada pengantin sembari berucap :’ Rundut biur ni eme mambahen tu porngisna, masijaitan andor ni gadong mambahen tu ramosna ‘artinya, biarlah partuturon jadi sedikit kacau kalau itu demi kebaikan.Lihatlah, betapa mulia adat kita Batak. Seharusnya kita bangga.Cara memakainya : sitalihononton atau sinampesampehon.

* 3. BINTANG MAROTUR/MARATUR
Beginilah leluhur kita menyebut ulos ini, “On ma ulos ni Siboru Habonaran, Siboru Deak Parujar, mula ni panggantion dohot parsorhaon, pargantang pamonori, na so boi lobi na so boi hurang. Artinya adalah kebijaksanaan. Sekedar info, Deak Parujar adalah tokoh Batak paling bijaksana dan ini akan saya rampungkan dalam kisah tarombo. Ulos ini juga disebut sebagai siatur maranak, siatur marboru, siatur hagabeon, siatur hamoraon.Cara memakainya : sitalihononton atau sinampesampehon.

* 4. GODANG
Disebut juga Sadum atau Sadum Angkola. Indah nian ulos ini, dan harganya puncukup indah. Walaupun derajat ulos ini masih di bawah Ragidup, kalau masalah harga ulos ini jangan diadu. Ulos godang kita berikan kepada anak kesayangan kita, yang membawa sukacitadalam keluarga. Inilah yang diharapkan dengan adanya pemberian ulos ini, supaya kelak si anak makin membawa hal-hal kebajikan yang godang = banyak, mencapai apa yang dicita-citakannya dan mendapat berkat yang godang pula dari Debata [Tuhan]. Cara memakainya, dibuat baju, sinampesampehon

* 5. RAGIHOTANG
Ulos inilah yang umumnya lebih banyak diuloshon, diberikan saat ini. Kelihatan sangat anggun saat ulos ini diuloshon [dipakaikan = disandangkan], terlebih kalau jenisnya dari motif yang paling bagus. Ragihotang terbaik disebut “Potir si na gok”. Ada beberapa umpasa yang bisa digunakan ketika manguloshon yang satu ini, yakni “Hotang do ragian, hadanghadangan pansalongan sihahaan gabe sianggian, molohurang sinaloan ”Hotang binebebebe, hotang pinulospulos unang iba mandele, ai godang dotudostudos ”Tumburni pangkat tu tumbur ni hotang tu si hamu mangalangka sai di si mahamu dapotan ”Hotang hotari, hotang pulogos gogo ma hamu mansari asa dao pogos ”Hotang do bahen hirang, laho mandurung porapora sai dao ma nian hamu nasirang, alai lam balga ma holong ni roha ”Hotang diparapara, ijuk di parlabian sai dao ma na sa mara, jala sai ro maparsaulian ‘Cara memakainya : dibuat baju, sinampesampehon

* 6. SITOLUNTUHO/SITOLUTUHO
Ada keistimewaan dari ulos ini, terlihat jelas dalam motif gorganya terdapattolu = tiga tuho = bidang arsiran. Tak salah lagi ini pasti menggambarkanDalihan Na Tolu ( baca souvenir sebelumnya ‘ Paratur ni Parhundulon ‘ ).Jadi jelaslah tujuan ulos ini diberikan. Setelah wejangan Dalihan Na Toludiberikan, kita jangan lupa manghatahon = mengucapkan ‘ sitolu saihot ‘,yakni :1. Pasupasu asa sai masihaholongan jala rap saur matua :’Sidangka ni arirang na so tupa sirang, di ginjang ia arirang, di toru iapanggongonan…badan mu na ma na so ra sirang, tondi mu sai masigomgoman ‘2. Pasupasu hagabeon :’Bintang na rumiris ombun na sumorop anak pe di hamu riris, boru pe antongtorop’3. Pasupasu pansamotan :’Bona ni aek puli, di dolok Sitapongan, sai ro ma tu hamu angka na uli,songon i nang pansamotan ‘Cara memakainya : sinampesampehon.

* 7. BOLEAN
Ulos ini diberikan kepada anak yang kehilangan orangtua nya. Bolean =membelaibelai, dimaksudkan untuk mangapuli = membelai hati si anak agarselalu tabah.Cara memakainya : sinampesampehon.

* 8. SIBOLANG
Disebut juga sibulang dan diberikan kepada orang sibulang = orang yangdihormati karena jasanya. Misalkan ulubalang yang mengalahkan musuh, atauyang bisa membinasakan binatang pemangsa yang mengganggu.Jaman sekarang, ulos ini diberikan kepada amang ni hela dan ulos ini disebutsebagai ulos pansamot na sumintahon supayaamang ni hela tadi bisa menjaditempat bersandar dan berlindung, na gogo mansamot jala parpomparansibulangbulangan :’Marasar sihosari di tombak ni panggulangan sai halak na gogoma hamu mansarijala parpomparan sibulangbulangan ‘Ulos sibolang juga sering dipakai untuk menghadiri upacara kematian. Sekaligus ulos ini dililitkan di kepala dari namabalu = isteri/suami yang ditinggalkan. Cara memakainya : dibuat baju, sinampesampehon

* 9. RAGIDUP
Betapa sulit dan lelahnya membuat ulos ini, karena motifnya sungguh rumit.Dan memang inilah ulos paling tinggi derajatnya dalam adat kita Batak. Kalaukita cermati rupa gorga dalam ulos ini, seolah-olah semuanya hidup danbernyawa. Itu sebabnya dinamakan Ragidup ( aragi = hidup ). Inilah ulossimbol kehidupan. Umumnya orang Batak ingin hidup dalam waktu yang lama danjarang/tidak pernah ada orang Batak yang saya dengar bunuh diri. Orang Bataktak takut hidup dalam kemiskinan yang mendera untuk terus berjuang demihidup. Kita adalah survivors. itu sebabnya ada umpasa seperti berikut :’Agia pe lapalapa asal di toru ni sobuan agia pe malapalap asal ma dihangoluan, ai sai na boi do partalaga gabe parjujuon ‘Bagian-bagian dari ulos ragidup, namanya dan artinya :- Ada dua sisi tepi sebagai batas, yang menjelaskan kalau semua yang ada didunia ini ada batasnya.- Dua sisi tadi mengapit tiga bagian dan disebut ‘ badan ‘. Bagian palingujung dimana bentuknya kelihatan sama disebut ‘ ingananni pinarhalak ‘.Ingananni pinarhalak terbagi dua lagi , yakni ingananni pinarhalak baoa daningananni pinarhalak boruboru. Bagian ‘badan ‘ tadi warnanya merah kehitamandan ditingkahi garis-garis putih yang disebut ‘honda ‘. Ingananni pinarhalaktadi adalah simbol hagabeon, maranak dan marboru. Masih terdapat tiga simbollagi di sana, yakni :1. Antinganting, adalahsimbol hamoraon, karena antinganting biasanyaterbuat dari emas.2. Sigumang = beruang, yakni simbol kemakmuran. Beruang adalah binatang yangbekerja tepat dan efisien, tidak banyak aksi.3. Batu ni ansimun, melambangkan hahipason (ansimun sipalambok, taoarsipangalumi).Di celah ketiga simbol ini, ada lagi macam bunga yang disebut ‘ipon’, dan dicelah iponipon tadi ada yang disebut dengan ‘rasianna’.Cara mangarasi = memeriksa Ragidup yang baik :1. Ulos itu kelihatan jernih 2. Tenunannya rapi dan ukurannya benar ( Martha Ulos mungkin tahu, atauBelanda ? ) 3. Honda harus berjumlah ganjil.4. Jumlah ipon harus benar.Cara memakainya : dibuat baju, sinampesampehon.

* 10. RAGIDUP SILINGGOM
Perbedaan ulos ini dengan Ragidup biasa adalah bagian ‘ badan ‘. Ulos inipunya badan yang kelihatan lebih linggom = gelap. Ulos inilah yang palingtepat diberikan kepada anak yang punya pangkat dan punya kuasa, denganmaksud, kita bisa marlinggom = berlindung di bawah kebijaksanaannya. Inibisa juga kita berikan kepada petinggi yang mendatangi kampung kita.Ragidup Silinggom tidak diperjual belikan. Tapi entahlah ada pihak tertentuyang melakukannya. Sebenarnya, ulos jenis ini hanya akan ditenun bila adapemesannya.Cara memakainya : sinampesampehon.

* 11. PINUSSAAN
Masih termasuk Ragidup. Cara memakainya pun sama.

* 12. SURISURI/TOGUTOGU/LOBULOBU
Ini ulos yang eksentrik. Rambu-rambunya tidak dipotong hingga kedua ujungnyabersatu sebagaimana layaknya kain sarung. Dan hanya wanita lah yang memakaiulos ini. Dimaksudkan, agar mereka kelihatan sopan karena ini pakaianrumahan. Jenis ini juga paling banyak dijadikan parompa.Dinamakan lobulobu supaya segala kebaikan marlobu = masuk ke rumah orangyang memakainya.Apabila ada boruboru yang menggendong ibotonya = adik laki-laki yang kecil,dia akan bersenandung :’Ulos lobulobu marrambu ho ditongatonga tibu ma ho ito dolidoli, jalamambahen si las ni roha ‘Apabila dia menggendong adik perempuannya, dia akan bersenandung :’ Ulos lobulobu marrambu ho ditongatonga sinok ma modom ho anggi, suman tuboru ni namora

Tidak ada komentar: