Sabtu, 02 Januari 2010

SORMIN (Pabagashon-I)

Partukkoan (Obrolan ), bukan untuk membenarkan atau menyalahkan :
Hanya sekelumit yang saya tahu, itupun benar tidaknya tiada lagi waktu untuk membuktikan karena tiada detar (ikat kepala/tali raja) napak tilas yang pasti untuk ditelusuri
(Ferry Sormin, SH)



I. Suatu kebanggaan menjadi orang (Bangso = Suku) BATAK. Dan suatu kebanggaan sebagai keturunan MARGA SIREGAR. Dan suatu kebanggaan pula sejak dari leluhur sampai dengan anak-anak hingga ke cucu cicit kemudian memangku marga dengan sebutan MARGA SORMIN, saya / mereka adalah keturunan RAJA SILO (dari : MARGA SIREGAR) yang asal kampung (HUTA – PARSATTIAN) baik di daerah Pangaribuan maupun dari daerah Angkola – Tapanuli Selatan.
Dalam penyebaran keturunan MARGA SORMIN, untuk mengenang dan kecintaannya sebagai pengakuan tentang MARGA SORMIN, di Aceh Tenggara – Kutacane, ada suatu perkampungan bernama : LUMBAN SORMIN, yang konon dan pengakuan mereka leluhur mereka memangku penyebutan marganya adalah MARGA SORMIN yang berasal dari daerah Pangaribuan – Tapanuli Utara;

II. Nyanyian untuk MARGA SIREGAR :

Tarbarita jala diendehon Si Rintis Dalan, anak ni Raja Lontung oppu i
Toga Siregar mangarerak do pomparanni sian bona pasogit
Muara di Toba tu Angkola tu Dairi tu desa na ualu sandok liat portibi

Marhaha anggi marnatampak rim gogo tampis lambok masianjuan
Silo (do Sormin) sihahaan paidua Dongoran paitolu Silali (do Ritonga)
Paopathon sianpudani do tahe Sianggian marsada ulibasa mandideng boru berena i

Marugama arta na umbalga masihaholongan partogi dongan tubu boruna
Dohot berena masiamin-aminan saut retta nasa ulaon
Sai horasma horas sude hita Toga Siregar di bona pasogit I sude diparserakan i.

SIREGAR na girgir tondina hinsa nang pamatangna pangula di adat
Nasaor marliat somba marhula-hula manat mardongan tubu, elek tu boru berena i
Gabe marsangap dipatulus Tuhan nang sakkapna pasu-pasu tung uli
dang muba dang mose marlas roha sude SIREGAR: SI RITTIS DALAN I;

• (Sidikalang – Dairi, Juli - Agustus 2000 untuk cahaya pesta PATOGAR se-Kabupaten Dairi, Sidikalang , tanggal 24-25 Oktober 2000 dan Yayasan SI RINTIS DALAN)


III. Bahasa (Ibu), Adat-Budaya, Kaum-Ras, Suku-Etnis, Puak, Fam-Clan ataupun MARGA berdasarkan Silsilah Keturunan-Stambuk (Tarombo) khususnya bagi Suku Batak (Toba – AngkoLa – Mandailing – Simalungun – Karo – Pakpak) yang patriachat /berdasarkan garis keturunan pihak Bapak yang sangat faktual dalam perkembangannya adalah suatu warisan kekayaan yang tidak ternilai untuk membentuk wadah persatuan dan kesatuan menjadi “visi dan misi” mengentaskan kebersamaan saling memperhatikan dan saling mendukung yang dapat mewujudkan kemajuan (modernisasi) sekarang dan untuk masa depan ;

IV. Mithos adalah alkisah bernuansa pesan yang penuh dengan permenungan yang terkadang sangat sentralive dan extrem, karena bentuk dan sifatnya adalah “cerita rakyat” dengan lisan maka walaupun kisahnya sama tetapi oleh yang satu dengan yang lain penyampaiannya berbeda, terkadang sampai titik kulminasi yang selalu dipermasalakan.

V. Bagi Bangso (Suku) Batak (Toba) yang pertama kemudian anak keturunannya memangku MARGA SIREGAR berdasarkan Silisilah – Tarombo, yang secara umum diterima, bahwa leluhur bernama : “SIREGAR” adalah generasi ke- lima (V) dengan garis keturunan generasi sebagai berikut ;

1. RAJA BATAK , generasi – I dan anaknya :
2. GURU TATEA BULAN , generasi ke – II dan anaknya :
3. SARIBU RAJA , generasi ke – III dan anaknya dari SIBORU PAREME TATEA BULAN :
4. RAJA LONTUNG , generasi ke – IV dan anaknya dari SIBORU PAREME TATEA BULAN, 8 (delapan) bersaudara, 7 (tujuh laki-laki) 1 (satu) perempuan, siampudan (bungsu) adalah :
5. SIREGAR , Generasi ke – V, istrinya Marga (Boru) LIMBONG, dua (2) bersaudara, anaknya 4 (empat) :
Dari Ibu (1) : SIBORU PANDAN HAOMASAN BORU LIMBONG anaknya :
1. RAJA SILO ;
2. RAJA DONGORAN ;
Dari Ibu (2): SIBORU HARUNGGUAN BORU LIMBONG anaknya :
3. RAJA SILALI ;
4. RAJA SIANGGIAN ( SIAGIAN) ;

Keturunan merekalah hingga saat ini MARGA SIREGAR, yang dalam perkembangannya ada yang memangku menyebut marganya dengan sebutan : MARGA SIREGAR, (MARGA SILO, MARGA SORMIN dan MARGA SIREGAR BAUMI = adalah keturunan RAJA SILO), MARGA DONGORAN (ada yang menyebut mereka dengan marga SIREGAR SALAK, SIREGAR PAHU), MARGA SILALI, ada yang menyebut mereka MARGA SIREGAR RI (=MARGA RITONGA adalah keturunan RAJA SILALI) dan MARGA SIAGIAN;

VI. Menurut: Buku : WM Hutagalung mantan Jaksa + Tahun 1920) dan Buku : AHU SI SINGA MANGARAJA (Tambo/Gambar silsilah yang disusun oleh : L. Sihite. Medan 11-2-1940) yang terkait dengan MARGA SIREGAR dengan cikal bakal Bangso (Suku) Batak sebagai berikut :

Generasi :
1. RAJA IHAT MANISIA, anaknya 3 :
2. 2.1. RAJA MIOK-MIOK
2.2. PATUNDAL NI BEGU
2.3. AJI LAMPAS-LAMPAS.
3. RAJA MIOK-MIOK anaknya 1 yaitu:
4. ENG BANUA , anaknya 3 yaitu :
4.1. RAJA ACEH
4.2. RAJA BONANG-BONANG
4.3. RAJA JAU
5. RAJA BONANG-BONANG, anaknya 1 yaitu :
6. RAJA TANTAN DEBATA, anaknya 1 yaitu :
7. RAJA BATAK, anaknya 2 :
6.1. GURU TATEA BULAN. (Gelar : SI MANGARTA)
6.2. RAJA ISUMBAON.
9. GURU TATEA BULAN, anaknya 5 :
9.1. RAJA BIAK-BIAK (Gelar: OMPU TUAN DOLI)
9.2. SARIBU RAJA
9.3. LIMBONG MULANA
9.4. SAGALA RAJA
9.5. MALAU RAJA
10. SARIBU RAJA, anaknya 3 :
10.1. RAJA LONTUNG
10.2. RAJA BORBOR.
10.3. TUBU NI BABIAT.
11. RAJA LONTUNG, anaknya 7 :
11.1. SINAGA.
11.2. SITUMORANG.
11.3. PANDIANGAN.
11.4. NAINGGOLAN.
11.5. SIMATUPANG.
11.6. ARITONANG.
11.7. SIREGAR.
12. SIREGAR, anaknya 4 :
12.1. SILO.
12.2. DONGORAN.
12.3. SILALI.
12.4. SIAGIAN.
13.a. SILO anaknya 1, yaitu :
13.1. PAROSANG-OSANG SOHARBANGON. (tu Pangaribuan).
13. SILALI, anaknya 1 yaitu :
14. SAPIAK LANGIT. Anaknya 2 yaitu
15.1. RITONGA.
15.2. SORMIN.

Menurut : L. SIHITE.

Generasi :
1. OMPU RAJA IJOLMA, anaknya 1:
2 RAJA DOMIA. anaknya 3 :
2.1. SI JAU NIAS.
2.2. SORI MANGARAJA
( RAJA BATAK ).
2.3. UJUNG ACEH.
3. SORI MANGARAJA, anaknya 3 :
3.1. SI GAYO.
3.2. SI SIAK DIBANUA.
3.3. SI ALAS.
4. SI SIAK DIBANUA, anaknya 1 :
4.1. SORI MANGARAJA.
5. SORI MANGARAJA, anaknya 5 :
5.1. MBAHAR.
5.2. SINAMBEUK.
5.3. SIPAKPAK.
5.4. JOUNGGO NI TANO.
5.5. NAGASORI.
6.a. SINAMBEUK, anaknya 1 :
6.a.1. SI RAJA BATAK.
6.b. SIPAKPAK, anaknya 2 :
6.b.1. SI HUMAL.
6.b.2. SIPAKPAK.
6.c. JOUNGGO NITANO, anaknya 2 :
6.c.1. SI RAJA MUNTHELE.
6.c.2. RAJA UHUM MANISIA.
7. SI RAJA BATAK, anaknya 2 :
7.1. OMPU TUAN DOLI.
7.2. RAJA SUMBA.
8.a OMPU TUAN DOLI anaknya 1 :
9.a GURU TATEA BULAN, anaknya 5:
9.a.1. RAJA BIAK-BIAK.
9.a.2. SARIBU RAJA.
9.a.3. LIMBONG MULANA.
9.a.4. SAGALA RAJA.
9.a.5. SILAU RAJA.
8.b. RAJA SUMBA, anaknya 1 :
9.b.1. TUAN SORI MANGARAJA.
10.a.1. RAJA BIAK-BIAK anaknya :
11.a.1. RAJA UTI.
10.b. SARIBU RAJA, anaknya :
11.b.1. RAJA LONTUNG.
11.b.2. RAJA BORBOR.
10.c. TUAN SORI MANGARAJA, anaknya 3:
10.c.1. DATU PARNGONGO.
Anaknya :
SULI RAJA (SIAMBATON)
10.c.2. DATU PEJEL.
Anaknya :
RAJA MANGARERAK (NAI RASAON)
10.c.3. TUAN SORBA DIBANUA.
11. RAJA LONTUNG, anaknya 7 :
11.1. SITUMORANG.
11.2. SINAGA.
11.3. PANDIANGAN.
11.4. NAINGGOLAN.
11.5. SIMATUPANG.
11.6. ARITONANG.
11.7. SIREGAR.
12. SIREGAR, anaknya 4 :
12.1. SILO.
12.2. DONGORAN.
12.3. SILALI.
12.4. SIAGIAN.
13.a. SILO, anaknya 1 :
13.a.1. PAROSANG-OSANG.
13.b. SILALI, anaknya 1 :
13.b.1. SORMIN.
13.b.2. RITONGA.
13.b.3. SILALI.

Catatan:
  • Apa yang kita dapat dari kedua tarombo ini, selain persamaannya faktanya ada perbedaan;
  • Tentang penempatan garis keturunan bernama : “SORMIN“ sebagai keturunan : “SILALI”, Bahwa (MARGA) SORMIN bukan dari garis keturunan “SILALI”, akan tetapi dari garis keturunan : “SILO”;
  • Bagi keturunan MARGA SIREGAR tentu ada tarombo atau silsilahnya yang lebih akurat, mungkin sampai saat ini masih belum ditetapkan atas kesepakatan musyawarah seluruh keturunan MARGA SIREGAR ;
  • Walaupun ada perbedaan bukanlah menjadi prioritas titik masalah, secara internal sebenarnya masih banyak masalah yang menggelitik dan yang lebih perlu untuk mendapat perhatian yang bijak dan arif apa solusi dan konsekwensinya bagi keturunan MARGA SIREGAR;
  • Memang tarombo adalah identitas yang sangat perlu yang sekaligus bersifat sentralive berdasarkan mithos dan extrem.
VII. Bona Pasogit (=Tempat Asal) MARGA SIREGAR
  1. Mitos alkisah bahwa Muara di tepian luar Danau Toba adalah tempat asal MARGA SIREGAR, Siregar anak bungsu 7 (tujuh) bersaudara, sekarang dengan faktual dan berbagai referensi bahwa di Muara di bagian pantai dan Pulau Sibandang diarah Timur Muara adalah perkampungan MARGA SIREGAR (keturunan RAJA SILALI dan keturunan RAJA SIANGGIAN);
  2. Setelah peletakan batu pertama tahun 1964, peresmian (pesta) tahun 1974, Monumen MARGA SIREGAR (=TUGU TOGA SIREGAR) di Bariba Ni Aek – Muara;
  3. Di Muara masih ada ditemukan bekas wilayah perkampungan keturunan RAJA SILO, yaitu di Huta Na Godang, Lumban Hariara. Sedangkan bekas wilayah perkampungan keturunan RAJA DONGORAN tidak diketahui walaupun sekarang ini ada sebidang persil yang sekelilingnya dipagar dinyatakan sebagai milik RAJA DONGORAN;
  4. Tempat mandi (paranggiran-partapianan atau hobban) di zaman dahulu berada di lokasi tertentu yang tidak jauh dari perkampungan yang diyakini bersifat keramat sampai sekarang masih ditemukan di Muara,seperti Hobban RAJA SILO di Lumban Hariara yang kondisi dan lingkungannya sangat memprihatinkan karena seluruh areal di sana merupakan milik kepunyaan pihak lain;
  5. Masih di Huta Nagodang selain partapianan RAJA PAMOTO anak dari keturunan RAJA SILALI, ada patung yang sangat bernilai historis;
  6. Mithos-legenda tentang anak keturunan MARGA SIREGAR di Muara dalam bentuk referensi dan alkisah yang turun temurun masih dengan mudah dapat kita temukan.
VIII. Keturunan MARGA SIREGAR di daerah Toba :

  • dari keturunan Raja Silo, di daerah Pea Arung (Kab. Tapanuli Utara) memangku penyebutan marganya dengan MARGA SILO, di daerah Sigaol (Kab. Toba) memangku penyebutan marganya dengan MARGA SIREGAR;
  • dari keturunan Raja Silali, di daerah Pea Arung memangku penyebutan marganya dengan MARGA SILALI.
Catatatan :
  • Di Pea Arung, antara MARGA SILO dengan MARGA SILALI telah berbesan (marhula-boru) karena hubungan perkawinan yang sah menurut Adat.
IX. Priode Urban keturunan Marga Siregar dari Muara :

Persisnya kapan urban/perpindahan keturunan MARGA SIREGAR dari MUARA sangat sulit menentukan. Akan tetapi dari sitim kewarisan hukum adat Batak (Toba) dimana secara spesifik tidak ada wilayah perkampungan (yang dominan) bagi anak keturunan RAJA SILO dan RAJA DONGORAN di Muara, maka perpindahan itu ialah:

Di daerah Toba :

  1. dimulai sejak secara dominan tidak ada lagi perkampungan keturunan RAJA SILO dan RAJA DONGORAN di Muara ;
  2. dengan terbentuknya perkampungan Keturunan MARGA SILO ( SI JAMBE ULUBALANG dan RAJA NA UBANON (=MANGASA RAJA), dan perkampungan Keturunan MARGA SILALI di Pearung, perkampungan MARGA SIREGAR Keturunan MARGA SILO (RAJA BANUA /GOTTAM BANUA) di Huta Siregar – Sigaol ;
Di daerah Pangaribuan sampai di Angkola :
  1. Alkisah Perang dan Damai di Tampahan, Balige (Kab.Toba), Lobu Siregar dengan Sumur Siregar (di Lobu Siregar) untuk mengetahui keadaan dan situasi di Muara, peristiwa “Masak Eme di boltokna” di Muara, menjadi mitos urban keturunan MARGA SIREGAR ke Angkola, setelah berpamitan dan saling memberi restu berangkat menuju Angkola (ke arah Selatan) melalui Pangaribuan;
  2. Perkampungan Keturunan MARGA SIREGAR di Pangaribuan – Garoga sampai ke Angkola (Tapanuli Selatan).
Perkampungan keturunan RAJA SILO:

A. dari keturunan RAJA NA UBANON (Anak ke-3 : PATUAN SUMAR) :
  1. perkampungannya di Pangaribuan sampai ke Garoga, khusus di Pangaribuan, Kampung / LUMBAN SORMIN, dalam perkembangannya seluruhnya memangku penyebutan marganya dengan MARGA SORMIN ;
  2. dalam priode berikutnya menerima urban/kedatangan dongan tubu keturunan RAJA NA UBANON (Anak ke-1: RAJA BANUA, dan anak ke-2: MANGASA RAJA) dan tinggal bersama di Lumban Sormin, untuk keturunan RAJA BANUA di Lumban Saur Matio, untuk keturunan MANGASA RAJA di Simaninggir, dan mereka sebagian ikut memangku penyebutan MARGA SORMIN, seperti sdr. IR, BONAR SORMIN, (Kadis PU Lab. Batu. Sumut), Dr. JONGGI SIREGAR dan IR, MANUNTUN SIREGAR (di Medan) ;
  3. selanjutnya terus menyebar ke Angkola, seperti di Arse – Sipirok, mereka memangku dengan menyebut marganya MARGA SORMIN yang asalnya dari Pangaribuan – Lumban Sormin dan Garoga, keturunan PATUAN SUMAR .
B. dari keturunan SI JAMBE ULUBALANG, nama perkampungannya : NAJUMAMBE, pada umumnya memangku penyebutan marganya dengan sebutan : MARGA SORMIN, yang asalnya dari Pangaribuan – Najumambe, keturunan MANGASA PINTOR.

Catatan :
di Marancar Batangtoru – Angkola, dari keturunan SIJAMBE ULUBALANG, memangku marga dengan meyebut MARGA SIREGAR BAUMI ;

Perkampungan keturunan RAJA DONGORAN ;
  • Ungkapan yang sangat melekat : Hau Solam binaen soban (Kayu Solam untuk membuat perapian), SILO do DONGORAN.
  • maka secara faktual perkampungan Keturunan RAJA DONGORAN ada di LUMBAN SORMIN, yaitu LUMBAN DONGORAN dan SIMANINGGIR, mereka memangku penyebutan marganya dengan sebutan MARGA DONGORAN, walaupun ada yang memangku dengan sebutan MARGA SIREGAR, seperti: MUARA SIREGAR, SH. mantan Oditur di Sum-Bar/Riau berasal dari Simaninggir;
  • Keturunan RAJA DONGORAN apakah langsung ke Sipirok – Angkola, baru kemudian ada yang kembali ke Pangaribuan – Lumban Sormin, ada referensi tersendiri. Di Angkola (Sipirok), selain membuka perkampungan juga mendirikan kerajaan. Nama kampung yang sangat terkenal : BUNGA BONDAR (pen: Kehidupan Yang Indah);
  • Khusus di Angkola (Tapanuli Selatan) :
  1. Keturunan Raja Dongoran memangku marganya dengan sebutan MARGA SIREGAR, MARGA DONGORAN ;
  2. Ada penyebutan MARGA SIREGAR PAHU dan MARGA SIREGAR SALAK, mereka adalah dari Keturunan RAJA DONGORAN. Alkisah karena perkampungan mereka dominan tumbuhan “pahu” dan “salak”.
Perkampungan keturunan RAJA SILALI :

1. Di perkampungan mereka (Aek Tangga – di Garoga) keturunan RAJA SILALI pada umumnya memangku penyebutan marganya dengan MARGA RITONGA ;

Perkampungan keturunan RAJA SIANGGIAN (SIAGIAN) ;

1. Di perkampungan mereka (Kampung Parinsoran – Garoga ) keturunan RAJA SIANGGIAN (SIAGIAN) memangku marganya dengan sebutan MARGA SIREGAR, MARGA SIAGIAN.

Catatan :
  1. Di daerah Pangaribuan sampai ke Angkola (Tapanuli-Selatan), di antara keturunan MARGA SIREGAR tersebut ( yang memangku menyebut marganya : MARGA SIREGAR, MARGA SORMIN, MARGA SIREGAR BAUMI, MARGA DONGORAN, MARGA RITONGA, MARGA SIAGIAN ) telah saling berbesan (marhula-boru) karena hubungan perkawinan;
  2. Dalam perkembangan hingga saat di Muara pada acara Pesta Peresmian: Monumen MARGA SIREGAR (=TUGU PERSATUAN TOGA SIREGAR) Tahun 1974 di Muara (Tapanuli Utara), ada himbauan kepada seluruh keturunan (Anak dan Boru) MARGA SIREGAR adalah: “ SATU DALAM IKATAN/ HUBUNGAN DARAH “ bersaudara kandung, agar tidak lagi melangsungkan suatu hubungan dalam bentuk perkawinan. Himbauan ini (dapat) ditafsirkan, berarti bukan sesuatu larangan yang haram hukumnya;
X. TUGU PERSATUAN TOGA SIREGAR :

Waktu dan cuaca ataupun gejala alam lainnya sangat berpengaruh kepada monumen (Tugu Persatuan Toga Siregar) di Muara, kurun waktu sejak peletakan batu pertama tahun 1964 dan proses pembangunan kemudian pesta peresmian tahun 1974 sampai dengan sekarang Tahun 2007 merupakan faktor yang sangat mempengaruhi keberadaan tugu tersebu ;
Dengan adanya Panitia Pemugaran Tugu dan pesta olop-olop telah dilaksanakan, dengan berdirinya Perkumpulan Siregar Dunia; Yayasan Siregar Dunia, diharapkan TUGU PERSATUAN TOGA SIREGAR tetap terawat dengan baik.

HORAS MA TONDI MADINGIN, PIR TONDI MATOGU
TIADA GADING YANG TIDAK RETAK
HORAS – HORAS - HORAS

15 komentar:

Feber Siregar Sormin mengatakan...

Santapi sampulu, sampulu noli santabi, molo hubaca2 tulisan diatas dan kuperbandingkan dengan ada data tarombo dan mempelajari penelusuri sejarah, sangat bagus tulisannya dan menambah pengetahuan bagi keturunan di masa yang akan datang. Tetapi ada sedikit sejarah yang belum diceritakan di tulisan di atas yang harus kita luruskan bersama,agar semakin baik dan semakin terang buat keturunan yang membacanya, sehingga tidak menimbulkan perbedaan sejarah tersebut dan hal ini sangat jarang diungkapkan di tulisan namun sangat banyak diketahui sejarahnya oleh keturunan siregar, entah karena faktor2 hal lain tapi saya yakin pasti ada faktor penyebabnya sehingga jarang dituliskan dalam suatu tulisan, yaitu cerita tentang bagaimana cerita keadaan mulai dari Raja Datu Nasangap hingga anak-anaknya(angkatan 5 dan 6) yang menurut cerita informasi dari temurun temurun disampaikan ke keturunannya, Dimana antara keturunannya antara si Jambe Ulu Balang dengan keturunan si Raja Naubanon ada dua versi siapa yang menjadi si Angkaan siapa yang menjadi si Anggian. Menurut versi yang didapat kalau Raja Naubanon lahir pertama dari Istri kedua, dan si Jambe Ulu Balang lahir dari Istri Pertama. Karena jaman habatakon jaman dahulu, hal itu masih diperkenankan sesuai ada budaya batak jaman dahulu bila istri pertama tidak dapat memberi keturunan Laki-laki, maka dapat mengambil istri kedua agar dapat mendapat keturunan laki-laki. Dan kalau kita hendak meluruskan sejarah perlu juga kita luruskan pengertian si ANGKAAN dan si ANGGIAN, sehingga versi-versi siapa siangkaan siapa sianggian, dapat dipahami gererasi sekarang dan generasi dimasa yang akan datang, sehingga tidak menjadi perdebatan terus menerus, karena kita kurang menyampaikan sejarahnya sehingga kurang meluruskan sejarah tersebut. alai, molo tung na hurang pe sanga salah komentar on, parjolo hami mangido maaf ate, ala na marsipatangkasan do tabaen diangka keturunana. tarimokasih.

Unknown mengatakan...

Horas ma di hita
Au siregar Silo no 17
Salam jala gabe ma di hita

Unknown mengatakan...

Horas jala Gabe ! Betak boa adong dongan Tubu na boi patakkas on; si piga do anak ni Ompung ta Oo.Sairu ? Mauliate ma parjolo.

Unknown mengatakan...

Mangalusi hatani appara ni ba @Feber Sormin . Molo na huboto raja jambe ulu balanh do siakkangan. Songon ceritana molo 2 istrini sahalak jolma sai sian naporjolo do na gabe siakkangan. Alana na ni olinai gabe marpariban do i. Jala tabereng tu namasa saonari molo diakka namarpariban sai tubu ni siakkangan do na gabe siabangan natape parjolo tubu nasian anggina.

junjung putra parningotan mengatakan...

mauliate ma di parbinotooan ni angka amang sude...
santabi ma jolo dihita saluhutna.. au sormin no 19 doa au,
santabi manukkun majolo tu angka appara ningon ma... ai aha do nagabe pantang ni hita marga siregar sormin on?
hurang huboto bah... bohama nalahir di abad na millenial on dabah... sahala nai santabi sampulu hali santabi majo...

Unknown mengatakan...

Horas pra ,aku mau nanya pra,karna aku juga udah pernah menanyakkan ke bapakku,kata bapakku dia juga tak tau dia no berapa dan aku no brapa ,jadi gini pra aku Siregar Sormin,yang besar di Riau pra,asli bapak dari Tapanuli Selatan pra, aku mau tanya pra gimana caranya biar aku tau aku ni no brapa pra,
Aku merasa malu pra karna jati diri ku sendiripun gak tau,jadi mohonlah bimbingan dari bapatua dan apara sekalian yang bisa bantu aku pra,
Aku bangga kali jadi orang Batak ni,tapi silsilah ku sendiri pun gak tau

Mohon bapatua,bapauda,dan apara sekalian, membantu 🙏

Teguh *Sule* Widodo mengatakan...

Horas...Saya orang jawa yg menikah dengan orang Batak boru Sormin.
Yg pingin Saya tau garis keturunan dari anak Sormin sampai sekarang. Bagi saudara yg berasal dari garis keturunan Sormin, tolong donk berbagi info silsilah anak keturunan Sormin.
Untuk bantuan infonya, Saya mengucapkan banyak terimakasih.

Teguh *Sule* Widodo mengatakan...

Untuk info tambahan
Nama orangtua istri saya
Amir Sormin dan Elseria Simatupang
Amir Sormin anak dari Abdullah Sormin dan Kanne Simatupang

Unknown mengatakan...

Siregar is the Best

Unknown mengatakan...

Klo itu cuman ito yg tau garis nya lae, soalnya kita sormin sudah lebih ribuan jumlahnya. Klo masalah tarombo untuk orang lae, mau dia siregar apapun yg ketemu, tetap lae/ito marlae kepada kami. Untuk perempuan seperti yg kita ketahui, tidak terlalu penting masalah garis keturunan. Toh dia sudah menjadi jawa. Menang ada bagusnya tau garis keturunan itu. Tapi apa mau disebut, gak cukup hanya data lae sebut itu untuk mengetahui garis nya. Cuman ito atau mertua lae yg tau itu. Dan lagi, klo kita mau tau betul tarombo itu, alangkah baiknya pergi ke kampung asli sormin. Itupun lae harus tau nama tetua sormin nya ito dr mana. Sudah ah, capek ngetik nya lae. Horas lah untuk lae dan ito dan untuk bere kami disana.

Unknown mengatakan...

Saya orang Aceh tp ibu saya marga harahap.jd karena di adat ayah saya tdk bermarga jd karena itu dibuatlah margany siregar.jd menurut saya apakah sah saya juga jd marga Siregar yg mungkin di turunkan dari bapak saya

Gery Yohanes mengatakan...

Horas. Au Siregar no.17
Pahoppu sian St. dr. Djonggi Siregar (Sormin)

Hanafi siregar mengatakan...

Siregar salak hadir

Unknown mengatakan...

Saya siregar Silo Sormin no 18 Pomparan ji Mangasa Piktor,Sijambe ulubalang ,omp Saur barita .asal Najumambe Kec Pangarihuan.tinggal di Duri Riau.Tarombo saya lengkap sampai cucu saya.

Herianto siregar mengatakan...

Bisa dibagikan tarombonya pra? Saya juga Sormin no.17 jambe ulubalang dari padang siandomang