Kamis, 20 Januari 2011

SBY Dianugerahi Gelar Adat Batak

GELAR ADAT, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono bersiap menerima cenderamata dari tokoh lintas adat pada acara peresmian Museum Batak di Desa Pagar Batu, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, kemarin.



Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dianugerahi gelar kehormatan Patuan Sorimulia Raja oleh saat meresmikan Museum Batak di Balige,Toba Samosir, Sumatera Utara, kemarin. (18/1) Patuan Sorimulia adalah gelar kehormatan tertinggi Batak Mandailing yang berarti Paduka Tuan. Gelar ini menepis rumor yang berkembang sebelumnya bahwa Presiden kelahiran Pacitan,Jawa Timur, ini akan diberi kehormatan sebagai Raja Batak.

Kabar tersebut bahkan sempat memancing sejumlah masyarakat untuk menggelar aksi penolakan. Sementara itu, Ibu Negara Ani Yudhoyono diberi gelar Naduma Harungguan Hasayangan, yaitu gelar kehormatan untuk istri atau permaisuri. Prosesi pemberian gelar itu diawali dengan pemberian pakaian adat dan perlengkapannya kepada Presiden SBY Siregar dan Ani Yudhoyono Pohan.

Pada acara tersebut, perwakilan dari lembaga adat enam puak (subetnis) Batak juga memberikan cendera mata kepada SBY dan istri dalam bentuk pakaian adat, senjata, dan perlengkapan lain. Presiden dan Ibu Ani Yudhoyono mengapresiasi pemberian gelar kehormatan dan penyematan pakaian adat tersebut. Dalam sambutan peresmian, Presiden mengharapkan,museum Batak yang pendiriannya digagas TB Silalahi Center harus mampu menjadi replika peradaban.

Museum Batak juga harus mampu mendukung keindahan tanah Batak,khususnya kawasan Danau Toba. “Saya berharap, Museum Batak dapat menjadi replika peradaban, monumen peristiwa dan pusat dokumentasi peradaban Batak yang mulia. Jadikan museum ini sebagai pusat perkembangan budaya dan peradaban umat manusia,” ujar SBY.

Karena itulah, SBY mendukung TB Silalahi Center untuk membawa kembali sejumlah artifak dan pustaha (naskah) Batak yang tersebar di sejumlah museum, perpustakaan, dan kolektor luar negeri ke Tanah Air.“Suku Batak adalah suku terkemuka yang cerdas. Namun,dari informasi yang saya terima dan sebagaimana yang dipaparkan oleh TB Silalahi bahwa tidak banyak dari naskah tersebut yang tinggal di Tanah Batak.

Saya menyambut baik keinginan dari TB Silalahi Center yang ingin mengumpulkan kembali karya dan warisan budaya tersebut,”katanya. Sementara itu,TB Silalahi mengatakan bahwa masyarakat Batak adalah masyarakat yang beradab. Terlebih setelah masuknya pencerahan yang dibawa lewat ajaran agama Islam dan Kristen.

“Jadi, sesungguhnya peradaban Batak itu menyimpan banyak pesan moral yang mendukung berbagai persatuan dan kesatuan negara. Karena itu,harus tetap dijaga,”katanya. Dia menjelaskan, Museum Batak akan membuka diri untuk menerima berbagai kekayaan budaya Batak baik dalam bentuk artifak, pustaha, dan berbagai hal lainnya yang memiliki nilai budaya. “Ke depan akan kita jaga sebagai warisan untuk generasi Batak berikutnya,” paparnya.

(http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/376812/38/)


Ada yang kurang pas di sini, yakni hal tarombo.
Marga Siregar tidak saling mengetahui pemberian gelas ini, walau ini dari Angkola, tetapi seharusnya ada kesepakatan bersama dari PATOGAR SEDUNIA, sehingga akan dapat diketahui dengan baik.
 

Tidak ada komentar: